Selasa, 20 Maret 2012

makalah penyakit jantung koroner


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Penyakit jantung koroner merupakan kasus utama penyebab kematian dan kesakitan pada manusia. Meskipun tindakan pencegahan sudah dilakukan seperti pengaturan makanan (diet), menurunkan kolesterol dan perawatan berat badan, diabetes dan hipertensi, penyakit jantung koroner ini tetap menjadi masalah utama kesehatan. Masalah utama pada penyakit jantung koroner adalah aterosklerosis koroner. Merupakan penyakit progresif yang terjadi secara bertahap yaitu penebalan dinding arteri koroner. Aterosklerosis koroner dianggap sebagai proses pasif karena sebagian besar dihasilkan oleh kolesterol yang berada pada dinding arteri (Yuet Wai Kan, 2000).
Penyakit jantung koroner merupakan pembunuh nomor satu di negara-negara maju dan dapat juga terjadi di negara-negara berkembang. Organisasi kesehatan duina (WHO) telah mengemukakan fakta bahwa penyakit jantung koroner (PJK) merupakan epidemi modern dan tidak dapat dihindari oleh faktor penuaan. Diperkirakan bahwa jika insiden PJK mencapai nol maka dapat meningkatkan harapan hidup 3 sampai 9% (Shivaramakrishna. 2010).
Gambaran kasus di atas menunjukkan pentingnya penyakit ini yang belum mendapat perhatian mengenai besarnya resiko seseorang, ketidakmampuan, hilangnya pekerjaan, dan pada saat masuk rumah sakit. Pada dekade sekarang sejak konferensi klinis terakhir oleh New York Heart Association atau asosiasi kesehatan New York menyatakan subjek ini, dari sejumlah loka karya telah mengeluarkan informasi baru yang penting mengenai penyakit ini, cara pencegahan dan kontrol. Hal ini dinyatakan dalam besarnya perubahan yang jelas secara klinis dari PJK dan banyaknya faktor yang mungkin relevan, besarnya jumlah pasien yang ikut, kelompok yang akan termasuk dalam semua kasus PJK yang timbul pada populasi umum dengan karakteristik jelas.


1.2  Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan Penyakit Jantung Koroner ?
2.      Bagaimana penyebab dan gejala Penyakit Jantung Koroner ?
3.      Apasajakah factor – factor risiko dari Penyakit Jantung Koroner ?
1.3  Tujuan
1.      Dapat mengetahui definisi dari Penyakit Jantung Koroner.
2.      Dapat mengetahui peneyebab dan gejala Penyakit jantung Koroner.
3.      Dapat mengatahui factor – factor risiko Penyakit Jantung Koroner.












BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner adalah suatu kelainan disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung. Bilamana penyempitan ini menjadi parah maka dapat terjadi serangan jantung. Adapun penyempitan pembuluh arteri ke otak dapat menimbulkan stroke. Otot jantung diberi oksigen dan nutrisi yang diangkut oleh darah melalui arteri-arteri koroner utama yang bercabang menjadi sebuah jaringan pembuluh lebih kecil yang efisien. Sedangkan arteri ke otak yang mengangkut subtansi yang sama.
Penyempitan Pada Areteri Koroner
Seperti telah disebutkan, untuk berfungsi dengan baik dan memompa darah ke seluruh tubuh, otot jantung membutuhkan penyedian darah yang cukup untuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari seperti berjalan kaki dan gerak badan. Dengan tubuh yang semakin tua dan memburuk oleh bermacam-macam factor risiko seperi tekanan darah, tinggi, merokok dan konsentrasi kolesterol darah yang abnormal, pembuluh menjadi using, dan pembuluh arteri koroner menjadi sempit dan tersumbat persis seperti karatan pada korosi pipa air.
Gambar 2.1 Arteri Koroner Jantung
            Mengeras dan menyempitnya pembuluh darah oleh pengendapan kolesterol, kalsium, dan endapan lemak berwarna kuning dikenal sebagai aterosklerosis (atherosclerosis). Bila terdapat kekurangan aliran darah ke otot jantung karena penyempitan, maka kondisi ini dikenal sebagai iskemik (ischaemia). Proses ini mulai sewaktu usia muda dan berkembang pada tingkat individual yang berbeda-beda sesuai dengan hadirnya “factor-faktor risiko”. Penyakit jantung iskemik biasanya mulai nampak pada umur setengah tua ketika urat nadi koroner mulai tersumbat sehingga suplai darah tidak cukup untuk memenuhi keperluan otot jantung.
            Di samping itu, dinding pembuluh arteri koroner oleh sesuatu sebab dapat berkerut (spasm) dengan akibat menyempitnya saluran pembuluh secara tiba-tiba, sehingga penderita merasakan nyeri dada, bahkan sampai terjadi serangan jantung mendadak.
Jantung berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Untuk itu otot jantung memerlukan oksigen dan nutrisi yang cukup. Oksigen dan nutrisi diangkut oleh darah melalui pembuluh darah khusus yang disebut arteri koroner. Persoalan akan timbul bila oleh sesuatu sebab terdapat halangan atau kelainan di arteri koroner, sehingga tidak cukup suplai darah, yang berarti juga kurangnya suplai oksigen dan nutrisi untuk menggerakkan jantung secara normal. Keadaan di atas dikenal sebagai penyakit jantung koroner (PJK). Apabila aliran darah terhalang di arteri yang menuju ke otak, akan terjadi stroke. Dengan tubuh semakin tua dan memburuk oleh bermacam-macam faktor risiko seperti te kanan darah tinggi, merokok, kadar kolesterol darah yang abnormal—pembuluh menjadi usang, dan pembuluh arteri menjadi sempit, kaku, tidak elastis dan tersumbat, persis seperti karatan pada korosi pipa air. Inilah yang menyebabkan PJK.
2.2  Diagnosa Penyakit Jantung Koroner
Dokter akan bertanya tentang riwayat kesehatan anda, melakukan pemeriksaan fisik dan tes darah rutin. Ia mungkin menyarankan satu atau lebih tes diagnostik juga, termasuk:
1.      Elektrokardiogram (EKG). Elektrokardiogram mencatat sinyal listrik ketika mereka bergerak melalui jantung Anda. EKG sering mengungkapkan bukti dari serangan jantung sebelumnya atau dalam perkembangan. Dalam kasus lain, Holter monitoring mungkin disarankan. Dengan EKG jenis ini , Anda memakai monitor portabel selama 24 jam saat Anda menjalani aktivitas normal. Kelainan tertentu mungkin menunjukkan aliran darah tidak memadai untuk jantung Anda.
2.      Echocardiogram. Ekokardiogram menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar jantung Anda. Selama ekokardiogram, dokter anda dapat menentukan apakah semua bagian dari dinding jantung berkontribusi biasa dalam aktivitas memompa jantung. Bagian yang bergerak lemah mungkin telah rusak selama serangan jantung atau menerima terlalu sedikit oksigen. Ini mungkin menandakan penyakit arteri koroner atau berbagai kondisi lain.
3.      Tes stres. Jika tanda-tanda dan gejala paling sering terjadi selama oalh raga, dokter mungkin meminta Anda untuk berjalan di atas treadmill atau naik sepeda statis selama EKG. Hal ini dikenal sebagai olah raga tes stres. Dalam kasus lain, obat untuk merangsang jantung Anda dapat digunakan sebagai pengganti olah raga. Beberapa tes stres dilakukan dengan menggunakan ekokardiogram. Ini dikenal sebagai stres echos. Sebagai contoh, dokter Anda mungkin melakukan USG sebelum dan setelah olah raga di atas treadmill atau sepeda. Atau dokter Anda dapat menggunakan obat untuk merangsang jantung Anda selama ekokardiogram.
Tes stres lain dikenal sebagai tes stres nuklir membantu mengukur aliran darah ke otot jantung Anda saat istirahat dan selama stres. Hal ini mirip dengan tes tekanan olahraga rutin tetapi dengan gambar di samping EKG. Jejak jumlah bahan radioaktif - seperti talium atau suatu senyawa yang dikenal sebagai sestamibi (Cardiolite) - yang disuntikkan ke dalam aliran darah. Kamera khusus dapat mendeteksi daerah-daerah dalam jantung yang menerima kurang aliran darah.
4.      Koroner kateterisasi. Untuk melihat aliran darah melalui jantung Anda, dokter Anda mungkin menyuntikkan cairan khusus ke dalam pembuluh darah (intravena). Hal ini dikenal sebagai angiogram. Cairan disuntikkan ke dalam arteri jantung melalui pipa panjang, tipis, fleksibel (kateter) yang dilewati melalui arteri, biasanya di kaki, ke arteri jantung. Prosedur ini dinamakan kateterisasi jantung. SPewarna menandai bintik-bintik penyempitan dan penyumbatan pada gambar sinar-X. Jika Anda memiliki penyumbatan yang membutuhkan perawatan, balon dapat didorong melalui kateter dan ditiup untuk meningkatkan aliran darah dalam jantung. Sebuah pipa kemudian dapat digunakan untuk menjaga arteri melebar terbuka.
5.      Teteknologi CT scan. Computerized tomography (CT) , seperti berkas elektron computerized tomography (EBCT) atau CT angiogram koroner, dapat membantu dokter Anda memvisualisasikan arteri Anda. EBCT, juga disebut sebagai ultrafast CT scan, dapat mendeteksi kalsium dalam lemak yang sempit arteri koroner. Jika sejumlah besar kalsium ditemukan, penyakit arteri koroner mungkin terjadi. CT angiogram koroner, di mana Anda menerima pewarna kontras yang disuntikkan secara intravena selama CT scan, juga dapat menghasilkan gambar dari arteri jantung Anda.
6.      Magnetic Resonance angiogram (MRA). Prosedur ini menggunakan teknologi MRI, sering digabungkan dengan menyuntikkan zat warna kontras, untuk memeriksa area penyempitan atau penyumbatan - meskipun rincian mungkin tidak sejelas yang disediakan oleh kateterisasi koroner.
2.3 Penyebab Terjadinya Penyakit Jantung Koroner
Makanan mempengaruhi kadar kolesterol total dan karena itu makanan juga mempengaruhi resiko terjadinya penyakit arteri koroner. Merubah pola makan (dan bila perlu mengkonsumsi obat dari dokter) bisa menurunkan kadar kolesterol. Menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL bisa memperlambat atau mencegah berkembangnya penyakit arteri koroner.
Menurunkan kadar LDL sangat besar keuntungannya bagi seseorang yang memiliki faktor resiko berikut:
·         Merokok sigaret
·         Tekanan darah tinggi
·         Kegemukan
·         Malas berolah raga
·         Kadar trigliserida tinggi
·         Keturunan
·         Steroid pria (androgen).
Penyakit arteri koroner bisa menyerang semua ras, tetapi angka kejadian paling tinggi ditemukan pada orang kulit putih. Tetapi ras sendiri tampaknya bukan merupakan faktor penting dalam gaya hidup seseorang.
2.4 Gejala Penyakit Jantung Koroner
Gejala Adanya Penyumbatan (PJK)
            Karena setiap orang berbeda-beda, tanggapan fisik terhadap perkembangan PJK juga berbeda. Tidak semua orang dengan PJK memiliki simtom atau manifestasi tertentu, tetapi manifestasi yang umum menurut American Health Assosioation (AHA) adalah sebagai berikut:
1.      Tidak ada simtom. Banyak dari mereka yang mengalami PJK tidak merasakan ada sesuatu yang tidak enak atau tanda-tanda suatu penyakit. Dalam kedokteran kondisi ini disebut silent ischernia. Mereka yang berpenyakit diabetes amat rentan terhadap silent ischemia.
2.      Angina. Formalnya disebut angina pectoris. Angina umumnya ditunjukkan dengan sakit dada sementara sewaktu melakukan gerakan fisik atau olahraga. Anda mungkin merasa tekanan atau sesak di dada, seolah-olah seseorang sedang berdiri di dada Anda. Rasa sakit, yang disebut sebagai angina, biasanya dipicu oleh tekanan fisik atau emosional. Hal itu biasanya hilang dalam beberapa menit setelah menghentikan aktivitas yang menyebabkan tekanan. Pada beberapa orang, terutama perempuan, nyeri ini mungkin sekilas atau tajam dan terasa di perut, punggung, atau lengan.
3.      Angina tidak stabil (unstable angina). Sakit dada yang tiba-tiba terasa sewaktu dalam keadaan istirahat atau terjadi lebih berat secara tiba-tiba. Jika jantung tidak dapat memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh Anda, Anda dapat mengalami sesak napas atau kelelahan ekstrem tanpa tenaga
4.      Serangan jantung. Bila aliran darah ke pembuluh arteri koroner terhalang sepenuhnya terjadilah serangan jantung atau myocardial infarction (MI). Jika arteri koroner menjadi benar-benar diblokir, Anda mungkin mengalami serangan jantung. Gejala klasik serangan jantung termasuk tekanan yang menyesakkan dada dan sakit pada bahu atau lengan, kadang-kadang dengan sesak napas dan berkeringat. Wanita mungkin kurang mengalami tanda-tanda khas serangan jantung dibanding laki-laki, termasuk mual dan sakit punggung atau rahang. Kadang-kadang serangan jantung terjadi tanpa ada tanda-tanda atau gejala yang jelas.

2.4  Proses dan Mekanisme Penyumbatan Pada Arteri
            
Pada awalnya arteri normal, aliran darah tidak terhalang, tetapi oleh berbagai faktor risiko terjadilah:
1.      Plak, ini dapat menyebabkan arteri mengalami penyum-batan/halangan sebagian. Plak ini dalam waktu lama dapat tumbuh terus, sehingga terjadi penyumbatan total.
2.      Spasm, proses ini menyebabkan pembuluh arteri mengerut dan ruang aliran tinggal sebagian dan bila parah terjadi penghentian darah secara total.
3.      Clot atau disebut juga Platelete clumping’, dalam hal ini terjadi proses penggumpalan dari berbagai substansi dalam darah. Proses ini dapat berlanjut sedemikian rupa, sehingga menghalangi aliran darah secara total.
4.      Kombinasi dari dua atau lebih peristiwa di atas. Bila kombinasi tersebut terjadi, umumnya dengan cepat terjadi penyumbatan total (100%) pada arteri koroner.

2.5 Faktor Risiko PJK
            Factor risiko suatu penyakit adalah faktor-faktor yang diyakini meningkatkan risiko timbulnya penyakit yang bersangkutan. Dalam Bab 3 akan disajikan faktor-faktor risiko yang berkaitan dengan PJK dan stroke serta hubungannya dengan kolesterol dan lemak.
§  Faktor Risiko PJK
Pola timbulnya PJK menarik para ahli peneliti medis. Di antaranya dari “Framingham Heart Study”-USA, yang telah menekuni bidang tersebut lebih dari setengah abad. Mereka berpendapat bahwa PJK bukanlah penyakit manusia lanjut usia (manula) atau nasib buruk yang tidak dapat dihindari. Pola hidup atau tingkah laku seseorang (personal behavior) memegang peran yang amat penting. Dalam hubungan ini dikenal adanya “Faktor Risiko PJK” yaitu kondisi yang berkaitan dengan meningkatnya risiko timbulnya PJK. Menurut “American Heart Asosiation”, faktor risiko dapat dibagi menjadi tiga golongan besar yaitu:
a.       Faktor Risiko Utama (major risk factor), yaitu factor risiko yang diyakini secara langsung meningkatkan risiko timbulnya PJK, seperti kadar kolesterol darah yang abnormal, tekanan darah tinggi atau hipertensi dan merokok.

b.      Faktor Risiko Tidak Langsung (contributing risk factor), yaitu faktor risiko yang dapat di “asosiasikan” dengan timbulnya PJK. Hubungan antara faktor-faktor tersebut dengan PJK sering kali bersifat tidak langsung. Termasuk dalam golongan ini adalah Diabetes Melitus, kegemukan, tidak aktif dan stress

c.       Faktor Risiko Alami, Jenis ini terdiri dari keturunan, jender, dan usia.
Faktor risiko dapat pula digolongkan menjadi factor risiko yang dapat diperbaiki atau bahkan dihilangkan, yaitu yang tersebut pada butir a dan b. sedangkan golongan lain yaitu faktor risiko yang tidak dapat diperbaiki atau diubah, yaitu faktor risiko tersebut pada butir c.
A.    Kolesterol
Kolesterol merupakan salah satu kata yang sering diucapkan oleh masyarakat umum terutama bila menyangkut masalah kesehatan, biasanya dengan konotasi negative. Sesungguhnya kolesterol tidaklah selalu jelek.  Dari segi ilmu kimia, kolesterol merupakan senyawa lemak yang kompleks yang dihasilkan oleh tubuh untuk bermacam-macam fungsi kolesterol maka tubuh membuatnya sendiri di dalam hati (liver).
Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang kita makan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Sejauh pemasukan ini masih seimbang dengan kebutuhan, tubuh kita akan tetap sehat. Tetapi sangat disayangkan kebanyakan dari kita memasukkan kolesterol lebih dari apa yang diperlukan, yaitu dengan makan makanan yang mengandung lemak yang kaya akan koelsterol dalam jumlah yang berlebihan. Hal ini dapat dimengerti karena hidangan yang lezat umumnya mengandung banyak lemak. Hasilnya mudah diterka, yaitu kadar kolesterol darah meningkat sampai di atas angka normal yang diinginkan.
Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di dalam pembuluh darah arteri, yang menyebabkan penyempitan dan pengerasan yang dikenal sebagai atherosclerosis. Seperti telah disebutkan di muka, bila penyempitan dan pengerasan ini cukup berat, sehingga menyebabkan suplai darah ke otot jantung tidak cukup jumlahnya, maka timbul sakit atau nyeri dada yang disebut angina, bahkan dapat menjurus ke serangan jantung.
Di sinilah kolesterol tersebut berperan negative terhadap kesehatan. Karena alasan tersebut di atas, maka kadar kolesterol yang abnormal menjadi factor risiko utama PJK.
Memperlihatkan arteri normal dan yang telah terjadi pengendapan dan penyempitan.
B.     Tekanan Darah Tinggi atau Hipertensi
Bila seseorang melakukan aktivitas, excited atau sedang stress, maka tekanan darah akan meningkat. Peningkatan ini penting karena aktivitas dan emosi memerlukan ekstra energy dan oksigen yang disuplai dari darah, dengan jalan menaikkan tekanan dan mempercepat sirkulasinya. Segerasetelah aktivitas berhenti/berkurang dan relaks, tekanan darah kembali menjadi normal. Kenaikan sementara di atas merupakan kejadian yang normal, tetapi bila tekanan darah naik dan bertahan pada tekanan tersebut meskipun sudah relaks, maka yang bersangkutan dikatakan memiliki hipertensi.
Hipertensi merupakan salah satu factor resiko PJK. Jika dibiarkan tanpa perawatan yang tepat maka dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Penderita sering tidak menyadari selama bertahun-tahun sampai terjadi komplikasi besar seperti stroke, serangan jantung, atau kegagalan ginjal. Sebab itu hipertensi sering disebut si “pembunuh diam-diam”.
1.   Tanda-tanda dan Jenis Hipertensi

a.       Tanda-tanda
Hipertensi tidak memberikan tanda-tanda (symptom) pada tingkat awal. Kebanyakan orang mengira bahwa sakit kepala terutama pada pagi hari, pusing, berdebar-debar, dan berdengung di telinga merupakan tanda-tanda hipertensi. Tanda-tanda tersebut sesungguhnya dapat terjadi pada tekanan darah normal bahkan sering kali tekanan darah yang relative tinggi tidak memiliki tanda-tanda tersebut. Cara yang tepat untuk meyakinkan seseorang memiliki tekanan darah tinggi adalah dengan mengukur tekanannya. Bila hipertensi sudah mencapai taraf lanjut yang berarti telah berlangsung beberapa tahun akan menyebabkan sakit kepala, pusing, napas pendek, pandangan mata kabur dan mengganggu tidurnya.
b.      Jenis dan Sebab Hipertensi
Sebagian terbasar kasus tekanan darah tinggi tidak dapat disembuhkan. Keadaan tersebut berasal dari suatu kecenderungan genetik yang bercampur dengan faktor-faktor risiko seperti stress, kegemukan, erlalu banyak makan garam, dan kurang garak badan. Ini disebut hipertensi esensial. Kalau seseorang mempunyai sejarah hipertensi keluarga dan mengidap hipertensi ringan, dia dapat mengurangi kemungkinan hipertensi berkembang lebih hebat dengan member perhatian khusus terhadap faktor-faktor tersebut. Untuk kasus-kasus yang lebih berat diperlukan pengobatan untuk mengontrol tekanan darah. Jenis lain dari hipertensi dikenal sebagai hipertensi “sekunder”, yaitu kenaikan tekanan darah yang kronis terjadi akibat penyakit lain, seperti kerusakan ginjal, tumor dan lain-lain.
c.       Sirkulasi dan Tekanan Darah
Seperti telah diutarakan di depan, jantung adalah sebuah pompa dengan kontraksi dan pengendorannya yang membuat darah beredar dalam tubuh melalui pembuluh darah. Tiap kntraksi jantung menghasilkan gelombang tekanan pembuluh darah dan ini dapat dirasakan dengan mudah pada tangan bagian atas memakai alat pengukur tekanan darah. Tekanan yang dihasilkan pada puncak kontraksi disebut tekanan sistolik. Ketika jantung itu mengendor, tekanan pada pembuluh darah jatuh ke level yang lebih rendah, ini disebut tekanan diastolic. Karena itu tekanan darah dinyatakan sebagai rasio dari tekanan sistolik terhadap tekanan diastolic, misalnya 120/80.
Tekanan darah pada orang yang sehat dapat bervariasi tergantung pada umur dan tubuh fisik. Tekanan darah seorang anak mungkin saja serendah 90/60 dan ini dianggap normal. Di pihak lain, seorang laki-laki tua berumur 60 tahun bisa mempunyai tekanan 140/80 adalah normal baginya. Di samping itu, tekanan darah juga bervariasi menurut aktivitas fisik. Pada waktu gerak badan tekanan darah, teristimewa sistolik akan naik untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat bagi tubuhnya. Karena itu, kadang-kadang cukup sulit untuk menetapkan apakah seseorang betul-betul menderita hipertensi atau tidak. Hipertensi labil bisa terjadi pada seseorang karena kegelisahan, misalnya sewaktu dilakukan pemeriksaan terhadapnya. Kemudian tekanan darahnya menjadi normal kembali setelah kegelisahannya hilang.
2.   Akibat Hipertensi
Hipertensi berpengaruh terhadap hampir semua bagian tubuh, yang terpenting adalah jantung, pembuluh darah, otak, ginjal, dan mata. Komplikasi yang mungkin timbul tergantung kepada berapa tinggi tekanan darah, berapa lama telah diderita, adanya faktor-faktor risiko yang lain, dan bagaimana keadaan tersebut dikelola atau ditangani. Akibat hipertensi pada sistem jantung dan pembuluh darah yang terpenting adalah:
a.       Kerusakan Pembuluh Darah
Tekanan darah yang tinggi secara terus-menerus menambah beban pembuluh arteri secara perlahan-lahan. Arteri mengalami proses pengerasan, menjadi tebal dan kaku, sehingga mengurangi elastisitasnya. Hipertensi juga mendorong proses terbentuknya pengendapan plak pada arteri koroner (artherosclerosis). Hal ini meningkatkan resistensi pada aliran darah yang pada gilirannya menambah naiknya tekanan darah. Dengan demikian, hipertensi jelas menjadi salah satu risiko PJK, makin berat kondisi hipertensi, makin besar pula faktor risiko yang ditimbulkan.
b.      Pembesaran dan Kegagalan Jantung
Kalau tekanan darah tinggi dibiarkan tanpa perawatan tepat, jantung harus memompa dengan sangat kuat untuk mendorong darah ke dalam arteri, lama-kelamaan dinding otot jantung akan menjadi semakin tebal. Sebuah jantung yang membesar abnormal adalah jantung yang tidak sehat karena ia menjadi kaku dan irama denyutnya cenderung tidak teratur. Hal ini akan menjadikan pemompaan kurang efektif dan akhirnya akan menyebabkan kegagalan jantung.
Kegagalan jantung adalah suatu kondisi dimana jantung tidak mampu memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sehingga mengakibatkan akumulasi jumlah zat cair dan gas itu berakumulasi dalam paru-paru, hati, perut, dan kaki. Si pasien menjadi lemah sekali dan kehabisan tenaga pada waktu melakukan kegiatan fisik. Akhirnya kongesti cairan dalam paru-paru menjadi lebih buruk dan pasien kehabisan napas sekalipun istirahat.
3.   Kriteria Hipertensi
Seperti telah diutarakan di muka, tekanan darah umumnya diukur dengan manometer air raksa yang dinyatakan sebagai rasio sistolik dan diastolic, misalnya 120/70, yang berarti tekanan sistolik adalah 120 mmHg dan diastolik 70 mmHg. Dari berbagai kepustakaan disebutkan criteria tekanan darah orang dewasa sebagai berikut:
Tekanan Darah
Sistolik
Diastolik

< 130
< 85
Normal
131 -159
86 – 99
Hipertensi ringan
160 – 179
100 – 109
Hipertensi sedang
      180 – 209
 110 - 119
Hipertensi berat
> 210
> 120
Hipertensi sangat berat

C.     Merokok
Keaadaan jantung dan paru-paru mereka yang merokok tidak akan dapat bekerja secara efisien. Mereka mempunyai risiko yang tinggi terhadap PJK, stroke, bronchitis yang kronis bahkan juga kanker. Karena itu bila anda merokok, anda mengeluarkan uang jauh lebih banyak daripada harga rokok itu, karena sesungguhnya anda akan mengeluarkan biaya perawatan kesehatan sepanjang perjalanan hidup anda.
1.      Merokok dan PJK
Peranan merokok terhadap PJK dan penyakit kardiovaskuler yang lain dapat ditelusuri dari kenyataan-kenyataan sebagai berikut:
·         Asap rokok mengandung nikotin yang memacu pengeluaran zat-zat seperti adrenalin. Zat ini merangsang denyutan jantung dan tekanan darah.
·         Asap rokok mengandung karbon mono-oksida (co) yang memiliki kemampuan jauh lebih kuat daripada sel darah merah (haemoglobin) dalam hal menarik atau menyera oksigen, sehingga menurunkan kapasitas darah merah tersebut untuk membawa oksigen ke jaringan-jaringan termasuk jantung. Hal ini perlu diperhatikan terutama bagi penderita PJK, karena daerah arteri yang sudah ada plak, aliran darahnya sudah berkurang dari yang sebenarnya.
·         Merokok dapat “menyembunyikan” angina, yaitu sakit di dada yang dapat member signal adanya sakit jantung. Tanpa adanya signal tersebut, penderita tidak sadar bahwa ada penyakit berbahaya yang sedang menyerangnya, sehingga ia tidak mengambil tindakan yng diperlukan.
·         Perokok, dua atau tiga kali lebih mungkin terkena stroke dibandingkan mereka yang tidak merokok.
·         Terlepas dari berapa banyak rokok yang dihisap per hari, merokok terus-menerus dalam jangka panjang berpeluang besar untuk menderita penyumbata arteri di leher.
·         Perokok mudh mengalami kejang kaki pada waktu olahraga, karena penyumbatan pada pembuluh arteri di kaki.
·         Merokok menempatkan seseorang lebih beresiko terhadap penyakit degenerative yang lain, termasuk kanker paru-paru.

2.      Hubungan Rokok dengan Kolesterol
Di samping akibat-akibat buruk yang dapat diderita oleh perokok yang telah disebutkan di atas, hasil penelitian “Framingham Heart Study” menemukan bahwa merokok menurunkan kadar kolesterol baik (HDL). Penelitian dilakukan terhadap 2.000 lelaki dan 2.000 perempuan, berumur antara 20-49 tahun. Penurunan HDL pada kaum lelaki rata-rata 4,5 mg/dl dan bagi kaum perempuan 6,5 mg/dl. Pada penelitian tersebut, factor yang penting adalah jumlah batang rokok yang diisap per hari dan bukan lamanya waktu seseorang telah merokok.
Penelitian yang dilakukan oleh “Lipid Research Program Prevalence Study” menunjukkan hal-hal yang lebih terinci, yaitu mereka yang merokok 20 batang atau lebih per hari, mengakibatkan penurunan HDL sekitar 11% untuk laki-laki dan 14% untuk perempuan, dibanding mereka yang tidak merokok. Secara garis besar hubungan merokok dengan kolesterol dapat disingkat sebagai berikut:
·         Merokok menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) dalam darah, yang berartimeningkatkan risiko PJK.
·         Makin banyak jumlah rokok yang diisap, makin besar penurunan HDL.
·         Perempuan yang merokok mengalami penurunan HDL lebih banyak disbanding laki-laki.



D.    Diabetes Melitus
1.      Diabetes dan Metabolisme Karbohidrat
Insulin adalah salah satu jenis hormone yang dihasilkan oleh sel beta di dalam pancreas, yaitu sebuah kelenjar yang terletak dekat lambung. Dari sinilah dialirkan ke dalam aluran darah. Insulin ini memiliki dua fungsi sebagai berikut :
·         Untuk mendorong glucose dari darah ke sel tertentu dari tubuh, kemudian dibakar menjadi energy.
·         Untuk mengubah kelebihan glucose dalam darah menjadi glikogen yang disimpan di dalam hati dan otot sebagai timbunan energy.
Dengan demikian insulin membantu mempertahankan kadar glucose darah dalam batas – batas normal. Bilamana insulin tersebut tidak cukup jumlahnya atau tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya, maka tubuh kehilangan kemampuan untuk memprooses glucose atau tubuh tidak mampu melakukan metabolism karbohidrat secara normal. Akibatnya glukosa berkumpul didalam darah sampai melewati ambang batas dan keluar bersama urine. Ini merupakan tanda yang jelas akan adanya penyakit diabetes mellitus atau juga disebut penyakit kencing manis. Karena dari glucose, dan juga tidak dapat menyimpannya dalam lemak untuk mensuplai energy yang diperlukan. Dan ini dapat menimbulkan bermacam akibat yang tidak diinginkan bagi kesehatan.
2.      Diabetes dan PJK
Diabetes menyebabkan factor risiko terhadap PJK yaitu bila kadar glucose darah naik terutama bila berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga gula darah (glukoosa) tersebut dapat menjadi pekat, dan ini mendorong terjadinya pengendapan atherosclerosis pada arteri koroner. Pasien dengan diabetes cenderung mengalami gangguan jantung pada usia yang masih muda. Diabetes yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa yang tinggi dalam darah cenderung menaikan kadar kolesterol.

E.     Kegemukan dan Kurang Aktivitas
      Seperti telah diuraikan di muka, kegemukan atau obesitas dan kurang aktivitas merupakan salah satu factor risiko PJK. Namun demikian kegemukan berada dengan factor yang lain, artinya bila dibandingkan dengan kolesterol atau merokok yang secara langsung memicu timbulnya PJK. Kegemukan mendorong timbulnya factor risiko yang lain seperti diabetes mellitus, hipertensi, yang pada taraf selanjutnya meningkatkan risiko PJK. Kegemukan dalam arti kurangnya tenaga yang dikeluarkan sehingga zat makanan yang dimakan akan tersimpan akan tersimpan dan tertumpuk dalam tubuh sebagai lemak.

F.      Stres
Stres dianggap merupakan salah satu faktor risiko dari PJK meskipun belum dapat “diukur” berapa besar pengaruh tersebut memicu timbulnya PJK. Demikian juga, amat sulit untuk memberikan definisi stress secara cepat. Mungkin deskripsi yang paling mendekati ialah suatu keadaan mental yang Nampak sebagai kegelisahaan, kekhawatiran, tensi tinggi, keasyikan yang abnormal dengan suatu dorongan atau sebab dari lingkungan yang tidak menyenangkan. Jadi seorang yang mengalami tres dapat mengeluh karena merasa tidak sehat, sakit kepala, berdebar (palpitasi), sakit lambung atau susah tidur, tidak bahagia, atau bahkan depresi. Tidak semua simtom tersebut hadir bersama – sama.
Stres dapat memicu pengeluaran hormone andrenalin dan katekolamin yang tinggi dapat berakibat mempercepat kekejangan (spam) arteri koroner, sehingga suplai darah ke otot jantung terganggu.

G.    Faktor Risiko Alami
      Seperti telah disebutkan di muka, ada beberapa factor risiko yang tidak dapat dicegah atau bersifat alami, seperti keturunan, jenis kelamin, dan umur. Meskipun factor risiko tersebut tidak dapat diubah, kita perlu mengetahui pengertian masalah tersebut, karena ini akan memberikan pengertian lebih lengkap mengenai total risiko PJK dan cara menghadapinya agar dampaknya tidak menjadi lebih parah. Factor risiko alami akan dibahas dalam Bab 7 dan Bab 8, terutama terkaitannya dengan kadar kolesterol dalam darah.

2.6 Pengobatan Penyakit Jantung Koroner
Pada prinsipnya pengobatan PJK ditujukan untuk agar terjadi keseimbangan lagi antara kebutuhan oksigen jantung dan penyediaannya. Aliran darah melalui arteri koronaria harus kembali ada dan lancar untuk jantung. Pengobatan awal biasanya segera diberikan tablet Aspirin yang harus dikunyah. Pemberian obat ini akan mengurangi pembentukan bekuan darah di dalam arteri koroner. Pengobatan penyakit jantung koroner adalah meningkatkan suplai (pemberian obat-obatan nitrat, antagonis kalsium) dan mengurangi demand (pemberian beta bloker), dan yang penting mengendalikan risiko utama seperti kadar gula darah bagi penderita kencing manis, optimalisasi tekanan darah, kontrol kolesterol dan berhenti merokok.
Jika dengan pengobatan tidak dapat mengurangi keluhan sakit dada, maka harus dilakukan tindakan untuk membuka pembuluh koroner yang menyempit secara intervensi perkutan atau tindakan bedah pintas koroner (CABG). Intervensi perkutan yaitu tindakan intervensi penggunaan kateter halus yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah untuk dilakukan balonisasi yang dilanjutkan pemasangan ring (stent) intrakoroner.
Berbagai obat dapat digunakan untuk mengobati penyakit arteri koroner, termasuk:
  1. Obat modifikasi kolesterol. Dengan mengurangi jumlah kolesterol dalam darah, terutama low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol "buruk" , obat-obatan ini mengurangi bahan utama yang menumpuk pada arteri koroner. Meningkatkan high-density lipoprotein (HDL), atau kolesterol "baik", mungkin membantu juga. Dokter Anda dapat memilih dari berbagai obat, termasuk statin, niasin, asam empedu fibrates dan sequestrants.
Jenis obat
Contoh
Cara kerja
Penyerap asam empedu
-          Kolestiramin
-          Kolestipol
-          Mengikat asam empedu di usus
-          Meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah
Penghambat sintesa lipoprotein
Mengurangi kecepatan pembentukan VLDL
(VLDL merupakan prekursos dari LDL)
Penghambat koenzim A reduktase
-          adrenalin, Fluvastatin
-          Lovastatin
-          Pravastatin
-          Simvastatin
-          Atorvastatin
-          Rosuvastatin
-          Pitavastatin
-          Ezetimibe
-          Menghambat pembentukan kolesterol
-          Meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah
Derivat asam fibrat
-          Klofibrat
-          Fenofibrat
-          Gemfibrosil
Belum diketahui, mungkin meningkatkan pemecahan lemak
  1. Acetylsalicylic acid. Dokter Anda mungkin menyarankan meminum aspirin harian atau pengencer darah lainnya. Hal ini dapat mengurangi kecenderungan darah untuk membeku, yang dapat membantu mencegah penyumbatan arteri koroner Anda. Jika anda pernah mengalami serangan jantung, aspirin dapat membantu mencegah serangan di masa depan. Ada beberapa kasus di mana aspirin tidak sesuai, seperti jika Anda memiliki kelainan pendarahan dimana Anda sudah menggunakan pengencer darah lain, jadi tanyalah dokter Anda sebelum memulai minum aspirin.
  2. Beta bloker. Obat-obatan ini memperlambat denyut jantung dan menurunkan tekanan darah, yang menurunkan permintaan oksigen jantung Anda. Jika anda pernah mengalami serangan jantung, beta blocker mengurangi risiko serangan di masa depan. Misal : Atenolol, Metoprolol, Propranolol, Nebivolol, Esmolol, Labetalol, Carvedilol, Bisoprol
  3. Nitrogliserin. Nitrogliserin tablet, semprotan dan koyo dapat mengontrol nyeri dada dengan membuka arteri koroner Anda dan mengurangi permintaan jantung Anda untuk darah.
  4. Penghambat angiotensin-converting enzyme (ACE). Obat-obatan ini menurunkan tekanan darah dan dapat membantu mencegah perkembangan penyakit arteri koroner. Jika anda pernah mengalami serangan jantung, ACE inhibitor mengurangi risiko serangan di masa depan. Misal : Captopril, Enalapril, Ramipril, Lisinopril, Aliskiren,
  5. Calcium channel blocker. Obat-obat ini melemaskan otot-otot yang mengelilingi arteri koroner Anda dan menyebabkan pembuluh terbuka, meningkatkan aliran darah ke jantung Anda. Mereka juga mengendalikan tekanan darah tinggi.Misal : Nifedipine, Amlodipine, Clevidipine, Felodipine, Diltiazem, Verapamil.


a.   Prosedur untuk memulihkan dan memperbaiki aliran darah
Kadang-kadang perawatan lebih agresif diperlukan. Berikut adalah beberapa pilihan:
  1. Angioplasty dan penempatan stent (revaskularisasi koroner perkutan). Dalam prosedur ini, dokter Anda menyisipkan tabung panjang, tipis (kateter) ke dalam bagian yang menyempit dari arteri Anda. Sebuah kawat dengan balon kempis melewati kateter ke daerah menyempit. Balon tersebut kemudian dipompa, menekan dinding arteri Anda. Sebuah tabung mesh (stent) sering ditempatkan di arteri untuk membantu menjaga arteri terbuka. Beberapa stent perlahan melepas obat untuk membantu menjaga arteri terbuka.
  2. Operasi bypass arteri koroner. Seorang ahli bedah menciptakan sebuah graft untuk membypass arteri koroner yang tersumbat menggunakan pembuluh dari bagian lain dari tubuh Anda. Hal ini memungkinkan darah mengalir di sekitar arteri koroner yang tersumbat atau menyempit. Karena ini memerlukan operasi jantung terbuka, itu yang paling sering dilakukan untuk kasus beberapa arteri koroner menyempit.
b.   Rehabilitatif
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh kerusakan jantung, seperti penyakit pembuluh darah berat seringkali membutuhkan terapi penanganan di luar terapi pengobatan meliputi kardiologi dan pembedahan. Sampai sekarang, pergantian katup dengan operasi jantung dianjurkan dengan terapi pendekatan kasus ini, tetapi banyak pasien lanjut usia bersamaan dengan penyakit ini juga sangat beresiko. Penanaman katup nadi prosthesis menjadi alternatif untuk pasien, dan dapat memberikan reaksi secara cepat untuk perbaikan parameter kardiak. Secara keseluruhan, penyediaan peralatan teknik yang dibutuhkan untuk akomodasi berbagai bidang di suatu laboratorium mungkin diizinkan untuk kualitas terbaik dan lebih terjangkau, baik untuk pasien maupun institusi.
2.7 Pencegahan Penyakit Jantung Koroner
Banyak upaya yang dilakukan oleh negara berkembang untuk menjadi lebih baik, yaitu dilaksanakan pengadaan makanan dan program gizi, program aktivitas fisik atau olahraga, anti merokok, program anti hipertensi yang sebaiknya dipromosikan dengan segera.
Secara primer, program pencegahan secara primordial mendapat prioritas tinggi sejak itu dan dapat diraih oleh popualsi yang besar. Strategi ini melibatkan peran ibu dalam pendidikan kesehatan. Yang kedua, seseorang dengan resiko tinggi dapat dicegah dengan melakukan pelayanan kesehatan ke rumah sakit secara murah dan hal itu sebaiknya lebih ditingkatkan.
Resiko terjadinya penyakit arteri koroner bisa dikurangi dengan melakukan beberapa tindakan berikut:
1.      Berhenti merokok
2.      Menurunkan tekanan darah
3.      Mengurangi berat badan
4.      Melakukan olah raga.

















BAB III
PENUTUP

2.3  Kesimpulan
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit yng menyerang organ jantung. Gejala dan keluhan dari PJK hampir sama dengan gejala yang dimiliki oleh penyakit jantung secara umum. Penyakit jantung koroner juga salah satu penyakit yang tidak menular. Kejadian PJK terjadi karena adanya faktor resiko yang antara lain adalah tekanan darah tinggi (hipertensi), tingginya kolesterol, gaya hidup yang kurang aktivitas fisik (olahraga), diabetes, riwayat PJK pada keluarga, merokok, konsumsi alkohol dan faktor sosial ekonomi lainnya. Penyakit jantung koroner ini dapat dicegah dengan melakukan pola hidup sehat dan menghindari fakto-faktor resiko.seperti pola makan yang sehat, menurunkan kolesterol, melakukan aktivitas fisik dan olehraga secara teratur, menghindari stress kerja.

2.4  Saran
Penyakit Jantung Koroner dapat menyerang kepada siapa saja, bukan hanya kepada usia lanjut saja, namun pada usia yang masih sangat muda sekalipun penyakit jantung dapat menyerang. Jadi, apabila kita tidak ingin terkena penyakit berbahaya ini maka kita harus mualai dengan berperilaku hidup sehat, dari mulai pola makan yang sehat dan teratur hingga mulai membiasakan untuk teratur berolahraga dan tidak merokok tentunya.

DAFTAR PUSTAKA

Soeharto, iman. Serangan Jantung dan Sroke. 2001. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.




3 komentar:

  1. terimakasih banyak, sangat membantu sekali...

    http://acemaxsshop.com/obat-herbal-jantung-koroner/

    BalasHapus
  2. Artikel kesehatan terbaru
    artikelnya bermanfaat bagi banyak orang dan mudah di pahami,makasih penulis

    BalasHapus