BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Penyakit jantung koroner merupakan kasus utama penyebab
kematian dan kesakitan pada manusia. Meskipun tindakan pencegahan sudah
dilakukan seperti pengaturan makanan (diet), menurunkan kolesterol dan
perawatan berat badan, diabetes dan hipertensi, penyakit jantung koroner ini
tetap menjadi masalah utama kesehatan. Masalah utama pada penyakit jantung
koroner adalah aterosklerosis koroner. Merupakan penyakit progresif yang
terjadi secara bertahap yaitu penebalan dinding arteri koroner. Aterosklerosis
koroner dianggap sebagai proses pasif karena sebagian besar dihasilkan oleh
kolesterol yang berada pada dinding arteri (Yuet Wai Kan, 2000).
Penyakit
jantung koroner merupakan pembunuh nomor satu di negara-negara maju dan dapat
juga terjadi di negara-negara berkembang. Organisasi kesehatan duina (WHO)
telah mengemukakan fakta bahwa penyakit jantung koroner (PJK) merupakan epidemi
modern dan tidak dapat dihindari oleh faktor penuaan. Diperkirakan bahwa jika
insiden PJK mencapai nol maka dapat meningkatkan harapan hidup 3 sampai 9%
(Shivaramakrishna. 2010).
Gambaran kasus
di atas menunjukkan pentingnya penyakit ini yang belum mendapat perhatian
mengenai besarnya resiko seseorang, ketidakmampuan, hilangnya pekerjaan, dan
pada saat masuk rumah sakit. Pada dekade sekarang sejak konferensi klinis
terakhir oleh New York Heart Association atau asosiasi kesehatan New York
menyatakan subjek ini, dari sejumlah loka karya telah mengeluarkan informasi
baru yang penting mengenai penyakit ini, cara pencegahan dan kontrol. Hal ini
dinyatakan dalam besarnya perubahan yang jelas secara klinis dari PJK dan banyaknya faktor yang mungkin relevan, besarnya jumlah
pasien yang ikut, kelompok yang akan termasuk dalam semua kasus PJK yang timbul pada populasi umum dengan karakteristik
jelas.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan Penyakit Jantung Koroner ?
2. Bagaimana
penyebab dan gejala Penyakit Jantung Koroner ?
3. Apasajakah
factor – factor risiko dari Penyakit Jantung Koroner ?
1.3 Tujuan
1. Dapat
mengetahui definisi dari Penyakit Jantung Koroner.
2. Dapat
mengetahui peneyebab dan gejala Penyakit jantung Koroner.
3. Dapat
mengatahui factor – factor risiko Penyakit Jantung Koroner.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Penyakit Jantung
Koroner
Penyakit
jantung koroner adalah suatu kelainan disebabkan oleh penyempitan atau
penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung. Bilamana
penyempitan ini menjadi parah maka dapat terjadi serangan jantung. Adapun
penyempitan pembuluh arteri ke otak dapat menimbulkan stroke. Otot jantung
diberi oksigen dan nutrisi yang diangkut oleh darah melalui arteri-arteri
koroner utama yang bercabang menjadi sebuah jaringan pembuluh lebih kecil yang
efisien. Sedangkan arteri ke otak yang mengangkut subtansi yang sama.
Penyempitan
Pada Areteri Koroner
Seperti telah
disebutkan, untuk berfungsi dengan baik dan memompa darah ke seluruh tubuh,
otot jantung membutuhkan penyedian darah yang cukup untuk memenuhi keperluan
hidup sehari-hari seperti berjalan kaki dan gerak badan. Dengan tubuh yang
semakin tua dan memburuk oleh bermacam-macam factor risiko seperi tekanan
darah, tinggi, merokok dan konsentrasi kolesterol darah yang abnormal, pembuluh
menjadi using, dan pembuluh arteri koroner menjadi sempit dan tersumbat persis
seperti karatan pada korosi pipa air.
Gambar
2.1 Arteri Koroner Jantung
Mengeras dan menyempitnya pembuluh
darah oleh pengendapan kolesterol, kalsium, dan endapan lemak berwarna kuning
dikenal sebagai aterosklerosis (atherosclerosis).
Bila terdapat kekurangan aliran darah ke otot jantung karena penyempitan, maka
kondisi ini dikenal sebagai iskemik (ischaemia).
Proses ini mulai sewaktu usia muda dan berkembang pada tingkat individual yang
berbeda-beda sesuai dengan hadirnya “factor-faktor risiko”. Penyakit jantung
iskemik biasanya mulai nampak pada umur setengah tua ketika urat nadi koroner
mulai tersumbat sehingga suplai darah tidak cukup untuk memenuhi keperluan otot
jantung.
Di samping itu, dinding pembuluh
arteri koroner oleh sesuatu sebab dapat berkerut (spasm) dengan akibat
menyempitnya saluran pembuluh secara tiba-tiba, sehingga penderita merasakan
nyeri dada, bahkan sampai terjadi serangan jantung mendadak.
Jantung
berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Untuk itu otot jantung memerlukan
oksigen dan nutrisi yang cukup. Oksigen dan nutrisi diangkut oleh darah melalui
pembuluh darah khusus yang disebut arteri koroner. Persoalan akan timbul bila
oleh sesuatu sebab terdapat halangan atau kelainan di arteri koroner, sehingga
tidak cukup suplai darah, yang berarti juga kurangnya suplai oksigen dan
nutrisi untuk menggerakkan jantung secara normal. Keadaan di atas dikenal
sebagai penyakit jantung koroner (PJK). Apabila aliran darah terhalang di
arteri yang menuju ke otak, akan terjadi stroke. Dengan tubuh semakin tua dan
memburuk oleh bermacam-macam faktor risiko seperti te kanan darah tinggi,
merokok, kadar kolesterol darah yang abnormal—pembuluh menjadi usang, dan
pembuluh arteri menjadi sempit, kaku, tidak elastis dan tersumbat, persis
seperti karatan pada korosi pipa air. Inilah yang menyebabkan PJK.
2.2 Diagnosa Penyakit Jantung Koroner
Dokter akan bertanya tentang riwayat kesehatan anda,
melakukan pemeriksaan fisik dan tes darah rutin. Ia mungkin menyarankan satu
atau lebih tes diagnostik juga, termasuk:
1.
Elektrokardiogram
(EKG). Elektrokardiogram mencatat sinyal listrik ketika mereka bergerak melalui
jantung Anda. EKG sering mengungkapkan bukti dari serangan jantung sebelumnya
atau dalam perkembangan. Dalam kasus lain, Holter monitoring mungkin
disarankan. Dengan EKG jenis ini , Anda memakai monitor portabel selama 24 jam
saat Anda menjalani aktivitas normal. Kelainan tertentu mungkin menunjukkan
aliran darah tidak memadai untuk jantung Anda.
2.
Echocardiogram.
Ekokardiogram menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar jantung
Anda. Selama ekokardiogram, dokter anda dapat menentukan apakah semua bagian
dari dinding jantung berkontribusi biasa dalam aktivitas memompa jantung.
Bagian yang bergerak lemah mungkin telah rusak selama serangan jantung atau
menerima terlalu sedikit oksigen. Ini mungkin menandakan penyakit arteri
koroner atau berbagai kondisi lain.
3.
Tes
stres. Jika tanda-tanda dan gejala paling sering terjadi selama oalh raga,
dokter mungkin meminta Anda untuk berjalan di atas treadmill atau naik sepeda
statis selama EKG. Hal ini dikenal sebagai olah raga tes stres. Dalam kasus
lain, obat untuk merangsang jantung Anda dapat digunakan sebagai pengganti olah
raga. Beberapa tes stres dilakukan dengan menggunakan ekokardiogram. Ini
dikenal sebagai stres echos. Sebagai contoh, dokter Anda mungkin melakukan USG
sebelum dan setelah olah raga di atas treadmill atau sepeda. Atau dokter Anda
dapat menggunakan obat untuk merangsang jantung Anda selama ekokardiogram.
Tes stres lain dikenal sebagai tes
stres nuklir membantu mengukur aliran darah ke otot jantung Anda saat istirahat
dan selama stres. Hal ini mirip dengan tes tekanan olahraga rutin tetapi dengan
gambar di samping EKG. Jejak jumlah bahan radioaktif - seperti talium atau
suatu senyawa yang dikenal sebagai sestamibi (Cardiolite) - yang disuntikkan ke
dalam aliran darah. Kamera khusus dapat mendeteksi daerah-daerah dalam jantung
yang menerima kurang aliran darah.
4.
Koroner
kateterisasi. Untuk melihat aliran darah melalui jantung Anda, dokter Anda
mungkin menyuntikkan cairan khusus ke dalam pembuluh darah (intravena). Hal ini
dikenal sebagai angiogram. Cairan disuntikkan ke dalam arteri jantung melalui
pipa panjang, tipis, fleksibel (kateter) yang dilewati melalui arteri, biasanya
di kaki, ke arteri jantung. Prosedur ini dinamakan kateterisasi jantung.
SPewarna menandai bintik-bintik penyempitan dan penyumbatan pada gambar
sinar-X. Jika Anda memiliki penyumbatan yang membutuhkan perawatan, balon dapat
didorong melalui kateter dan ditiup untuk meningkatkan aliran darah dalam
jantung. Sebuah pipa kemudian dapat digunakan untuk menjaga arteri melebar
terbuka.
5.
Teteknologi
CT scan. Computerized tomography (CT) , seperti berkas elektron computerized
tomography (EBCT) atau CT angiogram koroner, dapat membantu dokter Anda
memvisualisasikan arteri Anda. EBCT, juga disebut sebagai ultrafast CT scan,
dapat mendeteksi kalsium dalam lemak yang sempit arteri koroner. Jika sejumlah
besar kalsium ditemukan, penyakit arteri koroner mungkin terjadi. CT angiogram
koroner, di mana Anda menerima pewarna kontras yang disuntikkan secara
intravena selama CT scan, juga dapat menghasilkan gambar dari arteri jantung
Anda.
6.
Magnetic
Resonance angiogram (MRA). Prosedur ini menggunakan teknologi MRI, sering
digabungkan dengan menyuntikkan zat warna kontras, untuk memeriksa area
penyempitan atau penyumbatan - meskipun rincian mungkin tidak sejelas yang
disediakan oleh kateterisasi koroner.
2.3
Penyebab Terjadinya Penyakit Jantung Koroner
Makanan mempengaruhi kadar kolesterol total dan karena itu
makanan juga mempengaruhi resiko terjadinya penyakit arteri koroner. Merubah
pola makan (dan bila perlu mengkonsumsi obat dari dokter) bisa menurunkan kadar
kolesterol. Menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL bisa
memperlambat atau mencegah berkembangnya penyakit arteri koroner.
Menurunkan kadar LDL sangat besar keuntungannya bagi
seseorang yang memiliki faktor resiko berikut:
·
Merokok
sigaret
·
Tekanan
darah tinggi
·
Kegemukan
·
Malas
berolah raga
·
Kadar
trigliserida tinggi
·
Keturunan
·
Steroid
pria (androgen).
Penyakit arteri koroner bisa menyerang semua ras, tetapi
angka kejadian paling tinggi ditemukan pada orang kulit putih. Tetapi ras
sendiri tampaknya bukan merupakan faktor penting dalam gaya hidup seseorang.
2.4 Gejala Penyakit Jantung Koroner
Gejala Adanya Penyumbatan
(PJK)
Karena setiap orang berbeda-beda,
tanggapan fisik terhadap perkembangan PJK juga berbeda. Tidak semua orang
dengan PJK memiliki simtom atau manifestasi tertentu, tetapi manifestasi yang
umum menurut American Health Assosioation (AHA) adalah sebagai berikut:
1.
Tidak ada simtom. Banyak dari mereka yang mengalami PJK
tidak merasakan ada sesuatu yang tidak enak atau tanda-tanda suatu penyakit.
Dalam kedokteran kondisi ini disebut silent ischernia. Mereka yang berpenyakit
diabetes amat rentan terhadap silent ischemia.
2.
Angina. Formalnya disebut angina pectoris. Angina umumnya
ditunjukkan dengan sakit dada sementara sewaktu melakukan gerakan fisik atau
olahraga. Anda mungkin merasa tekanan atau sesak di dada, seolah-olah seseorang
sedang berdiri di dada Anda. Rasa sakit, yang disebut sebagai angina, biasanya
dipicu oleh tekanan fisik atau emosional. Hal itu biasanya hilang dalam
beberapa menit setelah menghentikan aktivitas yang menyebabkan tekanan. Pada
beberapa orang, terutama perempuan, nyeri ini mungkin sekilas atau tajam dan
terasa di perut, punggung, atau lengan.
3.
Angina tidak stabil (unstable angina). Sakit dada yang tiba-tiba
terasa sewaktu dalam keadaan istirahat atau terjadi lebih berat secara
tiba-tiba. Jika jantung tidak dapat memompa cukup darah untuk memenuhi
kebutuhan tubuh Anda, Anda dapat mengalami sesak napas atau kelelahan ekstrem
tanpa tenaga
4.
Serangan jantung. Bila aliran darah ke pembuluh arteri koroner
terhalang sepenuhnya terjadilah serangan jantung atau myocardial infarction
(MI). Jika arteri koroner menjadi benar-benar diblokir, Anda mungkin mengalami
serangan jantung. Gejala klasik serangan jantung termasuk tekanan yang
menyesakkan dada dan sakit pada bahu atau lengan, kadang-kadang dengan sesak
napas dan berkeringat. Wanita mungkin kurang mengalami tanda-tanda khas
serangan jantung dibanding laki-laki, termasuk mual dan sakit punggung atau
rahang. Kadang-kadang serangan jantung terjadi tanpa ada tanda-tanda atau
gejala yang jelas.
2.4 Proses
dan Mekanisme Penyumbatan Pada Arteri
Pada awalnya arteri normal, aliran darah tidak terhalang, tetapi oleh berbagai faktor risiko terjadilah:
1.
Plak, ini dapat menyebabkan arteri mengalami
penyum-batan/halangan sebagian. Plak ini dalam waktu lama dapat tumbuh terus,
sehingga terjadi penyumbatan total.
2.
Spasm, proses ini menyebabkan pembuluh arteri mengerut
dan ruang aliran tinggal sebagian dan bila parah terjadi penghentian darah
secara total.
3.
Clot atau disebut juga Platelete clumping’, dalam hal
ini terjadi proses penggumpalan dari berbagai substansi dalam darah. Proses ini
dapat berlanjut sedemikian rupa, sehingga menghalangi aliran darah secara
total.
4.
Kombinasi dari dua atau lebih peristiwa di atas. Bila
kombinasi tersebut terjadi, umumnya dengan cepat terjadi penyumbatan total
(100%) pada arteri koroner.
2.5
Faktor Risiko PJK
Factor risiko suatu penyakit adalah
faktor-faktor yang diyakini meningkatkan risiko timbulnya penyakit yang
bersangkutan. Dalam Bab 3 akan disajikan faktor-faktor risiko yang berkaitan
dengan PJK dan stroke serta hubungannya dengan kolesterol dan lemak.
§ Faktor
Risiko PJK
Pola
timbulnya PJK menarik para ahli peneliti medis. Di antaranya dari “Framingham Heart Study”-USA, yang telah
menekuni bidang tersebut lebih dari setengah abad. Mereka berpendapat bahwa PJK
bukanlah penyakit manusia lanjut usia (manula) atau nasib buruk yang tidak
dapat dihindari. Pola hidup atau tingkah laku seseorang (personal behavior) memegang peran yang amat penting. Dalam
hubungan ini dikenal adanya “Faktor Risiko PJK” yaitu kondisi yang berkaitan
dengan meningkatnya risiko timbulnya PJK. Menurut “American Heart Asosiation”, faktor risiko dapat dibagi menjadi
tiga golongan besar yaitu:
a. Faktor
Risiko Utama (major risk factor), yaitu factor risiko yang diyakini secara
langsung meningkatkan risiko timbulnya PJK, seperti kadar kolesterol darah yang
abnormal, tekanan darah tinggi atau hipertensi dan merokok.
b. Faktor
Risiko Tidak Langsung (contributing risk
factor), yaitu faktor risiko yang dapat di “asosiasikan” dengan timbulnya
PJK. Hubungan antara faktor-faktor tersebut dengan PJK sering kali bersifat
tidak langsung. Termasuk dalam golongan ini adalah Diabetes Melitus, kegemukan,
tidak aktif dan stress
c. Faktor
Risiko Alami, Jenis ini terdiri dari keturunan, jender, dan usia.
Faktor
risiko dapat pula digolongkan menjadi factor risiko yang dapat diperbaiki atau
bahkan dihilangkan, yaitu yang tersebut pada butir a dan b. sedangkan golongan
lain yaitu faktor risiko yang tidak dapat diperbaiki atau diubah, yaitu faktor
risiko tersebut pada butir c.
A. Kolesterol
Kolesterol merupakan salah satu
kata yang sering diucapkan oleh masyarakat umum terutama bila menyangkut
masalah kesehatan, biasanya dengan konotasi negative. Sesungguhnya kolesterol
tidaklah selalu jelek. Dari segi ilmu
kimia, kolesterol merupakan senyawa lemak yang kompleks yang dihasilkan oleh
tubuh untuk bermacam-macam fungsi kolesterol maka tubuh membuatnya sendiri di
dalam hati (liver).
Kolesterol yang berada dalam zat makanan
yang kita makan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Sejauh pemasukan ini
masih seimbang dengan kebutuhan, tubuh kita akan tetap sehat. Tetapi sangat
disayangkan kebanyakan dari kita memasukkan kolesterol lebih dari apa yang
diperlukan, yaitu dengan makan makanan yang mengandung lemak yang kaya akan
koelsterol dalam jumlah yang berlebihan. Hal ini dapat dimengerti karena
hidangan yang lezat umumnya mengandung banyak lemak. Hasilnya mudah diterka,
yaitu kadar kolesterol darah meningkat sampai di atas angka normal yang
diinginkan.
Kelebihan tersebut bereaksi dengan
zat-zat lain dan mengendap di dalam pembuluh darah arteri, yang menyebabkan
penyempitan dan pengerasan yang dikenal sebagai atherosclerosis. Seperti telah disebutkan di muka, bila penyempitan
dan pengerasan ini cukup berat, sehingga menyebabkan suplai darah ke otot
jantung tidak cukup jumlahnya, maka timbul sakit atau nyeri dada yang disebut angina, bahkan dapat menjurus ke
serangan jantung.
Di sinilah kolesterol tersebut berperan
negative terhadap kesehatan. Karena alasan tersebut di atas, maka kadar
kolesterol yang abnormal menjadi factor risiko utama PJK.
Memperlihatkan
arteri normal dan yang telah terjadi pengendapan dan penyempitan.
B. Tekanan
Darah Tinggi atau Hipertensi
Bila seseorang melakukan aktivitas,
excited atau sedang stress, maka tekanan darah akan meningkat. Peningkatan ini
penting karena aktivitas dan emosi memerlukan ekstra energy dan oksigen yang
disuplai dari darah, dengan jalan menaikkan tekanan dan mempercepat
sirkulasinya. Segerasetelah aktivitas berhenti/berkurang dan relaks, tekanan
darah kembali menjadi normal. Kenaikan sementara di atas merupakan kejadian
yang normal, tetapi bila tekanan darah naik dan bertahan pada tekanan tersebut
meskipun sudah relaks, maka yang bersangkutan dikatakan memiliki hipertensi.
Hipertensi merupakan salah satu factor
resiko PJK. Jika dibiarkan tanpa perawatan yang tepat maka dapat menimbulkan
komplikasi yang berbahaya. Penderita sering tidak menyadari selama
bertahun-tahun sampai terjadi komplikasi besar seperti stroke, serangan
jantung, atau kegagalan ginjal. Sebab itu hipertensi sering disebut si
“pembunuh diam-diam”.
1. Tanda-tanda
dan Jenis Hipertensi
a. Tanda-tanda
Hipertensi
tidak memberikan tanda-tanda (symptom) pada tingkat awal. Kebanyakan orang
mengira bahwa sakit kepala terutama pada pagi hari, pusing, berdebar-debar, dan
berdengung di telinga merupakan tanda-tanda hipertensi. Tanda-tanda tersebut
sesungguhnya dapat terjadi pada tekanan darah normal bahkan sering kali tekanan
darah yang relative tinggi tidak memiliki tanda-tanda tersebut. Cara yang tepat
untuk meyakinkan seseorang memiliki tekanan darah tinggi adalah dengan mengukur
tekanannya. Bila hipertensi sudah mencapai taraf lanjut yang berarti telah
berlangsung beberapa tahun akan menyebabkan sakit kepala, pusing, napas pendek,
pandangan mata kabur dan mengganggu tidurnya.
b. Jenis
dan Sebab Hipertensi
Sebagian
terbasar kasus tekanan darah tinggi tidak dapat disembuhkan. Keadaan tersebut
berasal dari suatu kecenderungan genetik yang bercampur dengan faktor-faktor
risiko seperti stress, kegemukan, erlalu banyak makan garam, dan kurang garak
badan. Ini disebut hipertensi esensial. Kalau seseorang mempunyai sejarah
hipertensi keluarga dan mengidap hipertensi ringan, dia dapat mengurangi
kemungkinan hipertensi berkembang lebih hebat dengan member perhatian khusus
terhadap faktor-faktor tersebut. Untuk kasus-kasus yang lebih berat diperlukan
pengobatan untuk mengontrol tekanan darah. Jenis lain dari hipertensi dikenal
sebagai hipertensi “sekunder”, yaitu kenaikan tekanan darah yang kronis terjadi
akibat penyakit lain, seperti kerusakan ginjal, tumor dan lain-lain.
c. Sirkulasi
dan Tekanan Darah
Seperti
telah diutarakan di depan, jantung adalah sebuah pompa dengan kontraksi dan
pengendorannya yang membuat darah beredar dalam tubuh melalui pembuluh darah.
Tiap kntraksi jantung menghasilkan gelombang tekanan pembuluh darah dan ini
dapat dirasakan dengan mudah pada tangan bagian atas memakai alat pengukur
tekanan darah. Tekanan yang dihasilkan pada puncak kontraksi disebut tekanan
sistolik. Ketika jantung itu mengendor, tekanan pada pembuluh darah jatuh ke
level yang lebih rendah, ini disebut tekanan diastolic. Karena itu tekanan
darah dinyatakan sebagai rasio dari tekanan sistolik terhadap tekanan
diastolic, misalnya 120/80.
Tekanan
darah pada orang yang sehat dapat bervariasi tergantung pada umur dan tubuh
fisik. Tekanan darah seorang anak mungkin saja serendah 90/60 dan ini dianggap
normal. Di pihak lain, seorang laki-laki tua berumur 60 tahun bisa mempunyai
tekanan 140/80 adalah normal baginya. Di samping itu, tekanan darah juga
bervariasi menurut aktivitas fisik. Pada waktu gerak badan tekanan darah,
teristimewa sistolik akan naik untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat
bagi tubuhnya. Karena itu, kadang-kadang cukup sulit untuk menetapkan apakah
seseorang betul-betul menderita hipertensi atau tidak. Hipertensi labil bisa
terjadi pada seseorang karena kegelisahan, misalnya sewaktu dilakukan
pemeriksaan terhadapnya. Kemudian tekanan darahnya menjadi normal kembali
setelah kegelisahannya hilang.
2. Akibat
Hipertensi
Hipertensi berpengaruh terhadap hampir
semua bagian tubuh, yang terpenting adalah jantung, pembuluh darah, otak,
ginjal, dan mata. Komplikasi yang mungkin timbul tergantung kepada berapa
tinggi tekanan darah, berapa lama telah diderita, adanya faktor-faktor risiko
yang lain, dan bagaimana keadaan tersebut dikelola atau ditangani. Akibat
hipertensi pada sistem jantung dan pembuluh darah yang terpenting adalah:
a. Kerusakan
Pembuluh Darah
Tekanan
darah yang tinggi secara terus-menerus menambah beban pembuluh arteri secara
perlahan-lahan. Arteri mengalami proses pengerasan, menjadi tebal dan kaku,
sehingga mengurangi elastisitasnya. Hipertensi juga mendorong proses
terbentuknya pengendapan plak pada arteri koroner (artherosclerosis). Hal ini meningkatkan resistensi pada aliran
darah yang pada gilirannya menambah naiknya tekanan darah. Dengan demikian,
hipertensi jelas menjadi salah satu risiko PJK, makin berat kondisi hipertensi,
makin besar pula faktor risiko yang ditimbulkan.
b. Pembesaran
dan Kegagalan Jantung
Kalau
tekanan darah tinggi dibiarkan tanpa perawatan tepat, jantung harus memompa
dengan sangat kuat untuk mendorong darah ke dalam arteri, lama-kelamaan dinding
otot jantung akan menjadi semakin tebal. Sebuah jantung yang membesar abnormal
adalah jantung yang tidak sehat karena ia menjadi kaku dan irama denyutnya
cenderung tidak teratur. Hal ini akan menjadikan pemompaan kurang efektif dan
akhirnya akan menyebabkan kegagalan jantung.
Kegagalan
jantung adalah suatu kondisi dimana jantung tidak mampu memompa darah dalam
jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sehingga mengakibatkan
akumulasi jumlah zat cair dan gas itu berakumulasi dalam paru-paru, hati,
perut, dan kaki. Si pasien menjadi lemah sekali dan kehabisan tenaga pada waktu
melakukan kegiatan fisik. Akhirnya kongesti cairan dalam paru-paru menjadi
lebih buruk dan pasien kehabisan napas sekalipun istirahat.
3. Kriteria
Hipertensi
Seperti telah diutarakan di muka,
tekanan darah umumnya diukur dengan manometer air raksa yang dinyatakan sebagai
rasio sistolik dan diastolic, misalnya 120/70, yang berarti tekanan sistolik
adalah 120 mmHg dan diastolik 70 mmHg. Dari berbagai kepustakaan disebutkan
criteria tekanan darah orang dewasa sebagai berikut:
Tekanan Darah
Sistolik
|
Diastolik
|
|
<
130
|
<
85
|
Normal
|
131
-159
|
86 –
99
|
Hipertensi
ringan
|
160 –
179
|
100 –
109
|
Hipertensi
sedang
|
180 – 209
|
110 - 119
|
Hipertensi
berat
|
>
210
|
>
120
|
Hipertensi
sangat berat
|
C.
Merokok
Keaadaan jantung dan paru-paru mereka
yang merokok tidak akan dapat bekerja secara efisien. Mereka mempunyai risiko
yang tinggi terhadap PJK, stroke, bronchitis yang kronis bahkan juga kanker.
Karena itu bila anda merokok, anda mengeluarkan uang jauh lebih banyak daripada
harga rokok itu, karena sesungguhnya anda akan mengeluarkan biaya perawatan
kesehatan sepanjang perjalanan hidup anda.
1. Merokok
dan PJK
Peranan
merokok terhadap PJK dan penyakit kardiovaskuler yang lain dapat ditelusuri
dari kenyataan-kenyataan sebagai berikut:
·
Asap rokok mengandung nikotin yang
memacu pengeluaran zat-zat seperti adrenalin. Zat ini merangsang denyutan
jantung dan tekanan darah.
·
Asap rokok mengandung karbon mono-oksida
(co) yang memiliki kemampuan jauh lebih kuat daripada sel darah merah
(haemoglobin) dalam hal menarik atau menyera oksigen, sehingga menurunkan
kapasitas darah merah tersebut untuk membawa oksigen ke jaringan-jaringan
termasuk jantung. Hal ini perlu diperhatikan terutama bagi penderita PJK,
karena daerah arteri yang sudah ada plak, aliran darahnya sudah berkurang dari
yang sebenarnya.
·
Merokok dapat “menyembunyikan” angina,
yaitu sakit di dada yang dapat member signal adanya sakit jantung. Tanpa adanya
signal tersebut, penderita tidak sadar bahwa ada penyakit berbahaya yang sedang
menyerangnya, sehingga ia tidak mengambil tindakan yng diperlukan.
·
Perokok, dua atau tiga kali lebih
mungkin terkena stroke dibandingkan mereka yang tidak merokok.
·
Terlepas dari berapa banyak rokok yang
dihisap per hari, merokok terus-menerus dalam jangka panjang berpeluang besar
untuk menderita penyumbata arteri di leher.
·
Perokok mudh mengalami kejang kaki pada
waktu olahraga, karena penyumbatan pada pembuluh arteri di kaki.
·
Merokok menempatkan seseorang lebih
beresiko terhadap penyakit degenerative
yang lain, termasuk kanker paru-paru.
2. Hubungan
Rokok dengan Kolesterol
Di
samping akibat-akibat buruk yang dapat diderita oleh perokok yang telah
disebutkan di atas, hasil penelitian “Framingham
Heart Study” menemukan bahwa merokok menurunkan kadar kolesterol baik
(HDL). Penelitian dilakukan terhadap 2.000 lelaki dan 2.000 perempuan, berumur
antara 20-49 tahun. Penurunan HDL pada kaum lelaki rata-rata 4,5 mg/dl dan bagi
kaum perempuan 6,5 mg/dl. Pada penelitian tersebut, factor yang penting adalah
jumlah batang rokok yang diisap per hari dan bukan lamanya waktu seseorang telah
merokok.
Penelitian
yang dilakukan oleh “Lipid Research
Program Prevalence Study” menunjukkan hal-hal yang lebih terinci, yaitu
mereka yang merokok 20 batang atau lebih per hari, mengakibatkan penurunan HDL
sekitar 11% untuk laki-laki dan 14% untuk perempuan, dibanding mereka yang
tidak merokok. Secara garis besar hubungan merokok dengan kolesterol dapat
disingkat sebagai berikut:
·
Merokok menurunkan kadar kolesterol baik
(HDL) dalam darah, yang berartimeningkatkan risiko PJK.
·
Makin banyak jumlah rokok yang diisap,
makin besar penurunan HDL.
·
Perempuan yang merokok mengalami
penurunan HDL lebih banyak disbanding laki-laki.
D. Diabetes
Melitus
1. Diabetes
dan Metabolisme Karbohidrat
Insulin
adalah salah satu jenis hormone yang dihasilkan oleh sel beta di dalam pancreas,
yaitu sebuah kelenjar yang terletak dekat lambung. Dari sinilah dialirkan ke
dalam aluran darah. Insulin ini memiliki dua fungsi sebagai berikut :
·
Untuk mendorong glucose dari darah ke
sel tertentu dari tubuh, kemudian dibakar menjadi energy.
·
Untuk mengubah kelebihan glucose dalam
darah menjadi glikogen yang disimpan di dalam hati dan otot sebagai timbunan
energy.
Dengan
demikian insulin membantu mempertahankan kadar glucose darah dalam batas –
batas normal. Bilamana insulin tersebut tidak cukup jumlahnya atau tidak dapat
digunakan sebagaimana mestinya, maka tubuh kehilangan kemampuan untuk
memprooses glucose atau tubuh tidak mampu melakukan metabolism karbohidrat
secara normal. Akibatnya glukosa berkumpul didalam darah sampai melewati ambang
batas dan keluar bersama urine. Ini merupakan tanda yang jelas akan adanya
penyakit diabetes mellitus atau juga disebut penyakit kencing manis. Karena
dari glucose, dan juga tidak dapat menyimpannya dalam lemak untuk mensuplai
energy yang diperlukan. Dan ini dapat menimbulkan bermacam akibat yang tidak
diinginkan bagi kesehatan.
2. Diabetes
dan PJK
Diabetes
menyebabkan factor risiko terhadap PJK yaitu bila kadar glucose darah naik
terutama bila berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga gula darah
(glukoosa) tersebut dapat menjadi pekat, dan ini mendorong terjadinya
pengendapan atherosclerosis pada
arteri koroner. Pasien dengan diabetes cenderung mengalami gangguan jantung
pada usia yang masih muda. Diabetes yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa yang
tinggi dalam darah cenderung menaikan kadar kolesterol.
E. Kegemukan
dan Kurang Aktivitas
Seperti telah diuraikan di muka, kegemukan atau obesitas dan
kurang aktivitas merupakan salah satu factor risiko PJK. Namun demikian
kegemukan berada dengan factor yang lain, artinya bila dibandingkan dengan
kolesterol atau merokok yang secara langsung memicu timbulnya PJK. Kegemukan
mendorong timbulnya factor risiko yang lain seperti diabetes mellitus,
hipertensi, yang pada taraf selanjutnya meningkatkan risiko PJK. Kegemukan
dalam arti kurangnya tenaga yang dikeluarkan sehingga zat makanan yang dimakan akan
tersimpan akan tersimpan dan tertumpuk dalam tubuh sebagai lemak.
F. Stres
Stres dianggap
merupakan salah satu faktor risiko dari PJK meskipun belum dapat “diukur”
berapa besar pengaruh tersebut memicu timbulnya PJK. Demikian juga, amat sulit
untuk memberikan definisi stress secara cepat. Mungkin deskripsi yang paling
mendekati ialah suatu keadaan mental yang Nampak sebagai kegelisahaan,
kekhawatiran, tensi tinggi, keasyikan yang abnormal dengan suatu dorongan atau
sebab dari lingkungan yang tidak menyenangkan. Jadi seorang yang mengalami tres
dapat mengeluh karena merasa tidak sehat, sakit kepala, berdebar (palpitasi), sakit lambung atau susah
tidur, tidak bahagia, atau bahkan depresi. Tidak semua simtom tersebut hadir
bersama – sama.
Stres dapat memicu pengeluaran
hormone andrenalin dan katekolamin yang tinggi dapat berakibat
mempercepat kekejangan (spam) arteri
koroner, sehingga suplai darah ke otot jantung terganggu.
G. Faktor
Risiko Alami
Seperti
telah disebutkan di muka, ada beberapa factor risiko yang tidak dapat dicegah
atau bersifat alami, seperti keturunan, jenis kelamin, dan umur. Meskipun
factor risiko tersebut tidak dapat diubah, kita perlu mengetahui pengertian
masalah tersebut, karena ini akan memberikan pengertian lebih lengkap mengenai
total risiko PJK dan cara menghadapinya agar dampaknya tidak menjadi lebih
parah. Factor risiko alami akan dibahas dalam Bab 7 dan Bab 8, terutama
terkaitannya dengan kadar kolesterol dalam darah.
2.6 Pengobatan Penyakit Jantung
Koroner
Pada prinsipnya pengobatan PJK ditujukan untuk agar terjadi
keseimbangan lagi antara kebutuhan oksigen jantung dan penyediaannya. Aliran
darah melalui arteri koronaria harus kembali ada dan lancar untuk jantung.
Pengobatan awal biasanya segera diberikan tablet Aspirin yang harus dikunyah.
Pemberian obat ini akan mengurangi pembentukan bekuan darah di dalam arteri
koroner. Pengobatan penyakit jantung koroner adalah meningkatkan suplai
(pemberian obat-obatan nitrat, antagonis kalsium) dan mengurangi demand
(pemberian beta bloker), dan yang penting mengendalikan risiko utama seperti
kadar gula darah bagi penderita kencing manis, optimalisasi tekanan darah, kontrol
kolesterol dan berhenti merokok.
Jika dengan pengobatan tidak dapat mengurangi keluhan sakit
dada, maka harus dilakukan tindakan untuk membuka pembuluh koroner yang
menyempit secara intervensi perkutan atau tindakan bedah pintas koroner (CABG).
Intervensi perkutan yaitu tindakan intervensi penggunaan kateter halus yang
dimasukkan ke dalam pembuluh darah untuk dilakukan balonisasi yang dilanjutkan
pemasangan ring (stent) intrakoroner.
Berbagai
obat dapat digunakan untuk mengobati penyakit arteri koroner, termasuk:
- Obat modifikasi kolesterol. Dengan mengurangi jumlah kolesterol dalam darah, terutama low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol "buruk" , obat-obatan ini mengurangi bahan utama yang menumpuk pada arteri koroner. Meningkatkan high-density lipoprotein (HDL), atau kolesterol "baik", mungkin membantu juga. Dokter Anda dapat memilih dari berbagai obat, termasuk statin, niasin, asam empedu fibrates dan sequestrants.
Jenis
obat
|
Contoh
|
Cara
kerja
|
Penyerap asam empedu
|
-
Kolestipol
|
-
Mengikat asam empedu di usus
-
Meningkatkan pembuangan LDL dari
aliran darah
|
Penghambat sintesa lipoprotein
|
Mengurangi kecepatan pembentukan VLDL
(VLDL merupakan prekursos dari LDL) |
|
Penghambat koenzim A reduktase
|
-
Menghambat pembentukan kolesterol
-
Meningkatkan pembuangan LDL dari
aliran darah
|
|
Derivat asam fibrat
|
-
Klofibrat
|
Belum diketahui, mungkin meningkatkan pemecahan lemak
|
- Acetylsalicylic acid. Dokter Anda mungkin menyarankan meminum aspirin harian atau pengencer darah lainnya. Hal ini dapat mengurangi kecenderungan darah untuk membeku, yang dapat membantu mencegah penyumbatan arteri koroner Anda. Jika anda pernah mengalami serangan jantung, aspirin dapat membantu mencegah serangan di masa depan. Ada beberapa kasus di mana aspirin tidak sesuai, seperti jika Anda memiliki kelainan pendarahan dimana Anda sudah menggunakan pengencer darah lain, jadi tanyalah dokter Anda sebelum memulai minum aspirin.
- Beta bloker. Obat-obatan ini memperlambat denyut jantung dan menurunkan tekanan darah, yang menurunkan permintaan oksigen jantung Anda. Jika anda pernah mengalami serangan jantung, beta blocker mengurangi risiko serangan di masa depan. Misal : Atenolol, Metoprolol, Propranolol, Nebivolol, Esmolol, Labetalol, Carvedilol, Bisoprol
- Nitrogliserin. Nitrogliserin tablet, semprotan dan koyo dapat mengontrol nyeri dada dengan membuka arteri koroner Anda dan mengurangi permintaan jantung Anda untuk darah.
- Penghambat angiotensin-converting enzyme (ACE). Obat-obatan ini menurunkan tekanan darah dan dapat membantu mencegah perkembangan penyakit arteri koroner. Jika anda pernah mengalami serangan jantung, ACE inhibitor mengurangi risiko serangan di masa depan. Misal : Captopril, Enalapril, Ramipril, Lisinopril, Aliskiren,
- Calcium channel blocker. Obat-obat ini melemaskan otot-otot yang mengelilingi arteri koroner Anda dan menyebabkan pembuluh terbuka, meningkatkan aliran darah ke jantung Anda. Mereka juga mengendalikan tekanan darah tinggi.Misal : Nifedipine, Amlodipine, Clevidipine, Felodipine, Diltiazem, Verapamil.
a.
Prosedur
untuk memulihkan dan memperbaiki aliran darah
Kadang-kadang
perawatan lebih agresif diperlukan. Berikut adalah beberapa pilihan:
- Angioplasty dan penempatan stent (revaskularisasi koroner perkutan). Dalam prosedur ini, dokter Anda menyisipkan tabung panjang, tipis (kateter) ke dalam bagian yang menyempit dari arteri Anda. Sebuah kawat dengan balon kempis melewati kateter ke daerah menyempit. Balon tersebut kemudian dipompa, menekan dinding arteri Anda. Sebuah tabung mesh (stent) sering ditempatkan di arteri untuk membantu menjaga arteri terbuka. Beberapa stent perlahan melepas obat untuk membantu menjaga arteri terbuka.
- Operasi bypass arteri koroner. Seorang ahli bedah menciptakan sebuah graft untuk membypass arteri koroner yang tersumbat menggunakan pembuluh dari bagian lain dari tubuh Anda. Hal ini memungkinkan darah mengalir di sekitar arteri koroner yang tersumbat atau menyempit. Karena ini memerlukan operasi jantung terbuka, itu yang paling sering dilakukan untuk kasus beberapa arteri koroner menyempit.
b. Rehabilitatif
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh kerusakan jantung,
seperti penyakit pembuluh darah berat seringkali membutuhkan terapi penanganan
di luar terapi pengobatan meliputi kardiologi dan pembedahan. Sampai sekarang,
pergantian katup dengan operasi jantung dianjurkan dengan terapi pendekatan
kasus ini, tetapi banyak pasien lanjut usia bersamaan dengan penyakit ini juga
sangat beresiko. Penanaman katup nadi prosthesis menjadi alternatif untuk
pasien, dan dapat memberikan reaksi secara cepat untuk perbaikan parameter
kardiak. Secara keseluruhan, penyediaan peralatan teknik yang dibutuhkan untuk
akomodasi berbagai bidang di suatu laboratorium mungkin diizinkan untuk
kualitas terbaik dan lebih terjangkau, baik untuk pasien maupun institusi.
2.7 Pencegahan Penyakit Jantung
Koroner
Banyak upaya yang dilakukan oleh negara berkembang untuk
menjadi lebih baik, yaitu dilaksanakan pengadaan makanan dan program gizi,
program aktivitas fisik atau olahraga, anti merokok, program anti hipertensi
yang sebaiknya dipromosikan dengan segera.
Secara primer, program pencegahan secara primordial mendapat
prioritas tinggi sejak itu dan dapat diraih oleh popualsi yang besar. Strategi
ini melibatkan peran ibu dalam pendidikan kesehatan. Yang kedua, seseorang
dengan resiko tinggi dapat dicegah dengan melakukan pelayanan kesehatan ke
rumah sakit secara murah dan hal itu sebaiknya lebih ditingkatkan.
Resiko terjadinya penyakit arteri koroner bisa dikurangi
dengan melakukan beberapa tindakan berikut:
1.
Berhenti
merokok
2.
Menurunkan
tekanan darah
3.
Mengurangi
berat badan
4.
Melakukan
olah raga.
BAB III
PENUTUP
2.3 Kesimpulan
Penyakit jantung
koroner (PJK)
adalah penyakit yng menyerang organ jantung. Gejala dan keluhan dari PJK hampir
sama dengan gejala yang dimiliki oleh penyakit jantung secara umum. Penyakit
jantung koroner juga salah satu penyakit yang tidak menular. Kejadian PJK
terjadi karena adanya faktor resiko yang antara lain adalah tekanan darah
tinggi (hipertensi), tingginya kolesterol, gaya hidup yang kurang aktivitas
fisik (olahraga), diabetes, riwayat PJK pada keluarga, merokok, konsumsi
alkohol dan faktor sosial ekonomi lainnya. Penyakit jantung koroner ini dapat
dicegah dengan melakukan pola hidup sehat dan menghindari fakto-faktor
resiko.seperti pola makan yang sehat, menurunkan kolesterol, melakukan
aktivitas fisik dan olehraga secara teratur, menghindari stress kerja.
2.4
Saran
Penyakit Jantung
Koroner dapat menyerang kepada siapa saja, bukan hanya kepada usia lanjut saja,
namun pada usia yang masih sangat muda sekalipun penyakit jantung dapat
menyerang. Jadi, apabila kita tidak ingin terkena penyakit berbahaya ini maka
kita harus mualai dengan berperilaku hidup sehat, dari mulai pola makan yang
sehat dan teratur hingga mulai membiasakan untuk teratur berolahraga dan tidak
merokok tentunya.
DAFTAR
PUSTAKA
Soeharto,
iman. Serangan Jantung dan Sroke.
2001. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
semoga bermanfaat.
BalasHapusterimakasih banyak, sangat membantu sekali...
BalasHapushttp://acemaxsshop.com/obat-herbal-jantung-koroner/
Artikel kesehatan terbaru
BalasHapusartikelnya bermanfaat bagi banyak orang dan mudah di pahami,makasih penulis